Archive for Juni 2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang
peranan yang sangat penting karena keputusan yang diambil oleh manajer
merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau
mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang ia pimpin. Penting karena
menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa
merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai kepada kerugian uang.
Ada kalanya keputusan diambil oleh manajer sendiri, tetapi tidak jarang juga
bersama staf, tergantung dari besar kecilya masalah dan gaya kepemimpinan yang
dianut oleh si manajer. Yang jelas, pengambilan keputusan tidak bisa dilakukan
secara sembarang. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka
pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan.
Masalah berbeda dengan persoalan, meskipun keduanya merupakan pertanyaan untuk
dijawab. Jika untuk pertanyaan sudah ada jawabannya, bagi masalah belum.
Ada masalah yang mudah saja dipecahkan, ada
yang sukar, ada juga yang sangat sulit, tergantung besarnya masalah dan luasnya
sangkut paut dengan berbagai faktor. Atas dasar itulah, maka keputusan yang
dihasilkan ada yang tidak mengandung resiko apa-apa, ada yang resikonya kecil saja,
ada pula yang resikonya besar, bahkan sangat besar. Cara pengambilan keputusan
akan mempengaruhi perancangan sistem informasi berdasarkan komputer yang
dimaksudkan untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Kerangka
Dasar Pengambilan Keputusan?
2. Apa Pengertian Pengambilan Keputusan?
3. Apa saja Tipe Pengambilan Keputusan?
4. Bagaimana Proses Pengambilan Keputusan?
5. Apa Kriteria Pengambilan Keputusan?
6. Bagaimana Skala pengukuran Pengambilan Keputusan?
7. Bagaiman Metode Kuantitatif dalam Pembuatan Keputusan?
8. Bagaimana konsep riset operasi?
9. Bagaimana model riset operasi?
10. Bagaimana aplikasi riset operasi?
2. Apa Pengertian Pengambilan Keputusan?
3. Apa saja Tipe Pengambilan Keputusan?
4. Bagaimana Proses Pengambilan Keputusan?
5. Apa Kriteria Pengambilan Keputusan?
6. Bagaimana Skala pengukuran Pengambilan Keputusan?
7. Bagaiman Metode Kuantitatif dalam Pembuatan Keputusan?
8. Bagaimana konsep riset operasi?
9. Bagaimana model riset operasi?
10. Bagaimana aplikasi riset operasi?
C. Tujuan
Penelitian
1. Untuk mengetahui Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan.
2. Untuk mengetahui Pengertian Pengambilan Keputusan.
3. Agar dapat mengetahui Tipe Pengambilan Keputusan.
4. Agar dapat mengetahui Proses Pengambilan Keputusan.
5. Untuk mengetahui Kriteria Pengambilan Keputusan.
6. Agar dapat mengetahui Skala pengukuran Pengambilan Keputusan.
7. Agar dapat mengetahui Metode Kuantitatif dalam Pembuatan Keputusan.
8. Agar dapat mengetahui konsep riset operasi.
9. Agar dapat mengetahui model riset operasi.
10. Agar dapat mengetahui aplikasi riset operasi.
2. Untuk mengetahui Pengertian Pengambilan Keputusan.
3. Agar dapat mengetahui Tipe Pengambilan Keputusan.
4. Agar dapat mengetahui Proses Pengambilan Keputusan.
5. Untuk mengetahui Kriteria Pengambilan Keputusan.
6. Agar dapat mengetahui Skala pengukuran Pengambilan Keputusan.
7. Agar dapat mengetahui Metode Kuantitatif dalam Pembuatan Keputusan.
8. Agar dapat mengetahui konsep riset operasi.
9. Agar dapat mengetahui model riset operasi.
10. Agar dapat mengetahui aplikasi riset operasi.
D. Manfaat
Penelitian
1. Untuk
menambah wawasan dan sebagai proyeksi ke depan bagi penulis.
2. Di
harapkan menjadi referensi bagi pembaca.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Konsep
Pengambilan Keptusan di Dalam System Informasi Management
1.1
Kerangka dasar pengambilan keputusan
Dalam
management, pengambilan keputusan (decision making) memegang peranan penting karena
keputusan yang di ambil oleh manager merupakan hasil pemikiran akhir yang harus
di lakasanakan oleh bawahannya atau organisasi yang dia pimpin. Keputusan
manager sangat pentingkarena menyangkut semua aspek. Kesalahan dalam mengambil
keputusan bias merugika organisasi, mulai dari kerugian citra sampai kerugian
uang. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemecahan
masalah untuk memperoleh hasil yang akan di laksanakan.
Ada
masalah yang mudah di selesaikan ada pula yang sulit, tergantung besarnya
masalah dan luasnya dari beberapa factor. Model yang bermanfaat dan terkenal
sebagai kerangka dasar proses pengambilan keputusan yanh di kemukakan oleh
Herbert A.Simon terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1. Pemahaman
Menyelidiki
lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang di peroleh di
olah dan di periksa untuk di jadikan petunjuk yang dapat menyelesaikan
masalahnya.
2. Perancangan
Menemukan, mengembangkan dan
menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat di gunakan. Hal ini mengandung
proses untuk memahami masalh un tuk ,enghasilkan cara pemechan dan menguji
apakah cara pemecahan tersebut dapat di laksanakn.
3. Pemilihan
Memilih arah
tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilhan di tentukan dan di
lksanakan.
Model
Simon ada hubungannya dengan Sistem Informasi Management. Hubungan ini di
ikhtisarkan untuk ke tiga tahap model Simon yaitu:
1. Pemahaman
Proses
penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah di
tentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan ke dua cara tersebut.
System informasi harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk di
uji mengenai situasi yang jelas menurut perhatian. Baik SIM maupun organisasi
harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang di ketahui dengan jelas
agar di sampaikan oleh organisasi tingkat atas agar masalah tersebut dapat di
tangani
2. Perancangan
SIM harus mengandung model
keputusan untuk mengolah data dan memprakasai pemecahan alternative
3. Pemilihan
SIM menjadi lebih efektif apabila
hasil perancangan dapat di sajikan dalam suatu bentuk keputusan. Apabila telah
di lakukan pemilihan, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan
balik dan penilaian kemudian. System pengambilan keputusan di bagi menjadi dua
berdasarkan sifatnya, terbuka atau tertutup.
Dalam
system ini pengambilan keputusan tertutup di anggap:
a. Mengetahui
semua alternative dan akibat masing-masing alternative.
b. Mempunyai
suatu metode (aturan atau hubungan ) yang memungkinkan ia membuat urutan
alternative yang di sukai.
c. Memilih
alternative yang memaksimalkan sesuatu seperti keuntungan, volume penjualan
atau kegunaan.
Sedangkan
model keputusan terbuka menganggap bahwa:
a. Tidak
mengetahui semua alternative dan semua hasil
b. Melakukan
penyelidikan secara terbatas untuk menemukan beberapa alternative yang
memuaskan.
c. Mengambil
keputusan yang memuaskan tingkat keinginannya.
1.1.1
Pengertian Pengambilan Keputusan
Pembuatan
keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan
sehingga usaha pencapaian tujuan yang di maksud dapat di laksanakan secara baik
dan efektif. Masalah atau problemnya yang di maksud dapat di bagi tiga golongan
besar yaitu, masalah korektif, masalah progesif, dan masalah kreatif.
Masalah
korektif adalah masalah yang timbul karena adanya penyimpangan dari apa yang di
rencanakan. Masalah progesif adalah suatu masalah yang terjadi akibat adnya
keinginan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi atau hasil masa
lalu. Masalah kreatif adalah masalah yang muncul karena adanya keinginan untuk
menciptakan sesuatu yang baru.
1.1.2
Teknik Pengambilan Keputusan
Herbert
A.Simon mengemukakan teknik tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan
yang di program dan tidak di program.
Tabel
teknik pembuatan keputusan tradisional dan modern.
Tipe-tipe keputusan
|
Teknik-teknik pembuatan keputusan
|
|
Tradisional
|
Modern
|
|
Di program:
Keputusan rutin dan berulang – ulang.
Organisasi mengembangkan proses khusus bagi penanganannya.
|
1.
Kebiasaan
2.
Kegiatan rutin: prosedur
pengoperasian standar.
3.
Struktur organisasi tersusun
baik.
|
1.
Teknik riset operasi Analisis
matematik model- model
2.
Pengolahan data elektronik.
|
Tidak di program:
Keputusan sekali di pakai, di susun
tidak sehat dan kebijaksanaan. Di tangani dengan proses pemecahan masalah
umum
|
1.
Kebijakan dan kreatifitas.
2.
Coba-coba
3.
Selektif dan latihan para
pelaksana.
|
1.Teknik pemecahan masalah yang di
terapkan pada:
a. latihan pengambilan keputusan
b. penyusunan “Heurictic”
|
1.1.3
Proses Pengambilan Keputusan
Proses
pengambila keputusan memiliki beberapa
tahap:
Tahap
1:
Pemahaman
dan perumusan masalah. Para manager sering menghadapi kenyataan bahwa masalah
yang sebenarnya sulit di kemukakan atau bahkan sering mengedintifikasikan
masalah,bukan penyebab dasar. Para manager dapat mengedintifikasi masalh dengan
beberapa cara. Pertama manager secara sistematis menguji hubungan sebab akibat.
Kedua manager mencari penyimpangan atau perubahan yang “normal”.
Tahap
2:
Pengumpulan
dan analisis data yang relevan. Setelah manager menemukan dan merumuska maslah,
manager harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manager pertama kali
harus menentukan data-data apa yang di
butuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudian mendpatkan
informasi tersebut.
Tahap
3:
Pengembangan
alternative- alternative. Kecenderungan untuk menerima alternative keputusan
pertama yang “feasible” sering menghindarkan manager dari pencarian
penyelesaian yang terbaik untuk masalah manager. Pengembangan sejumlah
alternative memungkinkan manager menolak kecenderungan untuk membuat keputusan
terlalu cepat dan membuat keputusan yang efektif. Manager harus memilih suatu
alternative yang cukup baik, walaupun sesuatu yang bukan sempurna atau ideal.
Tahap
4:
Evaluasi
alternative-alternatif. Setelah manager mengembangkan sejumlah alternative,
manager harus mengevaluasi sekumpilan alternative, manager harus mengevaluasi
untuk menilai efektifitas setiap alternative.
Tahap
5:
Pemilihan
alternative yang terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai
alternative. Alternative di pilih akan di dasarkan pada jumlah informasi bagi
manager dan ketidak sempurnaan kebijakan manager.
Tahap
6:
Implementasi
keputusan. Setelah al;ternatif terbaik di pilih para manager harus membuat
rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan dan masalah yang mungkjin
dijumpai dalam penerapan keputusan. Dalam hal ini, mager perlu memperhatikan
berbagai resiko dan tidak kepastian sebagai konsekuensi di buatnya suatu keputusan.
Disamping itu, di tahap implementasi keputusan manager juga perlu menetapkan
prosedur laporan kemajuan perioodik dan mempersiapkan tindakan korektif bila
masalah baru muncul dalam pebuatan keputusan, serta merancang perimgatan dini
untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
Tahap
7:
Evaluasi
hasil-hasil. Implementasi keputusan harus selalu di monitor. Manager harus
mengevaluasi apakah implementasi di lalukan dengan lancer dan keputusan
memberikan hasil yang di inginkan.
1.1.4
Kriteria pengambilan keputusan
Criteria
untuk memilih alternative dalam model normative adalah pemaksimalan (laba,
kegunaan, nilai yang di harapkan dan sebagainya). Tujuan ini apabila di
nyatakan dalam bentuk kuantitatif di sebut fungsi objektif untuk suatu
keputusan. Dalam model ekonomi klasik, manusia rasional di anggap memaksimalkan
kegunaan. Kegunaan ini di rumuskan sebagai sifat hasil yang memberikan
kesenangan atau menghindarkan kesusahan. Suatu pandangan alternative mengenai
kruteria untuk pengambilan keputusan adalah pemuasan. Pandangan ini berasal
dari model perilaku deskripftif yang menyatakan penyelidikan untuk
mendapatkannya. Mereka tidak sepenuhnya rasional atau cermat dalam
penyelidikan. Mereka menyederhanakan fakto-faktor yang harus di pertimbangkan.
1.2 Skala
pengukuran pengambilan keputusan
Pada
hakekatnya pembuatan keputusan di pandang suatu proses dalam usaha mencari
jalan keluar dari suatu masalah atau problem. Istilah problem mengisyaratkan
adanya suatu rangkaian atau tahap-tahap yang teratur menuju tujuan yang telah
di tetapkan, yaitu menyelesaikan suatu permasalahan. Tolak ukur kuantitatif
mengenai manfaat biaya dan bertujuan mempermudah perbandingan antara
keefektifan beraneka alternative cara penggarapan dalam situasi keputusan.
Disini jelas nilai-nilai dan tingkat ukurannya dalam bentuk anagka-angka atau
kuantitatif. Skala pengukuran ini di susun menurut urutan bertambah banyaknya
batasan yang di adakannya. Skala pengukuran yang di maksud dapat di rinci dan
di jelaskan di bwah ini.
1.2.1
Skala Nominal
Skala
nominal adalah pengukuran dengan taraf yang paling rendah. Di sini suatu objek
di golong-golongkan dengan symbol-simbol atau angka-angka yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif. Symbol-simbol atau angka-angka ini di pakai untuk
memberikan identitas suatu kelompok tertentu. Misalkan plat nomor kendaraan
bermotor juga merupakan skala nominal karena nomor
dan huruf pada kendaraan tersebut menerangkan tempat kendaraan yang
bersangkutan terdaftar. Pengambilan dengan skala nominal agak sulit di lakukan
karena skala ini memperlihatkan suatu jenjang nilai dari sejumlah alternative
keputusan. Skala ini hanya memperlihatkan perbedaan antar golongan.
1.2.2
Skala Ordinal
Skala
ordinal adalah suatu skala pengukuran yang sifatnya kualitatif yang menunjukkan
adanya suatu jenjang urutan prefensi yang di kaitkan suatu tujuan atau kondisi
yang di tentukan atau dapat di katakana bahwa skala ordinal adalah objek-objek
dalam suatu kategori yang mungkin tidak berbeda dengan objek lainnya. Akan
tetapi, masing-masing objek tersebut tergabung dalam suatu hubungan yang
bersifat “yang satu lebih dari yang lain”, seperti lebih suka, lebih tinggi,
lebih besar dan sebagainya. Untuk mempermuda pengambilan keputusan dalam kasus
ini biasanya setiap kemungkinan hasil dari alternative di beri score nilai
sehubungan dengan jenjang nilai atau keartiannya terhadap sasaran atau tujuan
yang ingin di capai.
1.2.3
Skala interval
Skala
interval adalah suatu skala yang mempunyai cirri-ciri skala ordinal, yang
selisih dari setiap angka atau jenjang prefensi dari skala tersebut di ketahui
besarnya kemudian pengukurannya. Pengukuran dengan skala interval untuk
pembuatan keputusan di lakukan dengan membuat suatu hungan yang linier di
antara komponen-komponen atau variable-variabel yang di ukur. Dalam suatu
perusahaan industry, hal ini biasanya menyangkut kombinasi pemakaian bahan baku
untuk membuat suatu barang atau produk.
1.2.4
Skala Ratio
Skala
ratio adalah suatu skala interval yang mempunya titik nol yang nyata. Dalam
sakal in perbandingan setiap titik unit pengukuran adalah bebas. Pada skala
ini, perbandingan dari setiap titik pada unit pengukuran biasanya banyak di
temui dalam ilmu alam fisika, yaitu benda-benda atau symbol-simbol tertentu
seperti “=”,”Y=Kx. X/Y, dan lain-lain. Pengukuran dengan skala ratio untuk
pembuatan keputusan paling mudah di lakukan karena langsung di ketahui
perbedaan dan perbandingan jenjang nilai dari setiap alternatif.
1.2.5
Skala Absolut
Skala
absolute merupakan ukuran kuantitatif yang jelas dan nyata dan dapat di
bandingkan secara langsung. Situasi atau kondisi keputusan yang terstruktur
secara sempurna biasanya banyak di temukan dalam jenis keputusan yang bersifat
korektif, dengan skala pengukuran ratio atau absolute karena dalam hal ini
setiap alternative yang akan di pilihg jelas ukuran manfaat dan biayanya dalam
angka-angka yang mudah di bandingkan. Selanjutnya, situasi atau kondisi
keputusan yang tidak terstruktur banyak di jumpai dalam masalah-masalah kreatif
dengan skala pengukuran nominal , ordinal dan interval.
1.3 Metode
Kuantitatif Dalam Pembuatan Keputusan
Operasi
berbagai organisasi telah semakin kompleks dan mahal. Karena itu, menjadi
semakin sulit dan penting bagi para manager untuk membuat rencana dan keputusan
yang efektif. Berbagai teknik dan peralatan kuantitatif dlam pembuatan
keputusan telah di kembangkan lebih dari 40 tahun dn di kenal sebagai teknik
“management science” dan “operations research”. Pada umumnya, kedua istilah
tersebut di gunakan bergantian dengan pengertian yang sama yaitu riset operasi
(operations research).
1.3.1
Konsep Riset Operasi
Ada
tujuh cirri utama riset operasi dalam proses pengambilan keputusan yang dapat
di rinci sebagai berikut:
1. Terpusat
pada pembuatan keputusan
2. Penggunaan
metode ilmiah
3. Penggunaan
model matematik
4. Efektifitas
ekonomis
5. Bergantung
pada computer
6. Pendekatan
tim
7. Organisasi
system
Sedangkan
pendekatan riset operasi untuk pemecahan masalah sebagai alternative di dalam
proses pengambilan keputusan mempunyai lima tahap. Yaitu:
1. Diagnose
masalah
2. Perumusan
masalah
3. Pembuatan
model
4. Analisis
model
5. Implementasi
penemuan
1.3.2
Model Riset Operasi
Sebagian
besar proyek riset operasi sangat berstandar pada model matematika. Ada
sejumlah cara pengelompokan model yang di gunakan , yaitu model normative dan
deskriptif. Model normative menggambarkan apa yang seharusnya di lakukan. Model
deskriptif menggambarkan segala sesuatu bagaimana adanya. Beberapa model dan
teknik operasional sebagai berikut:
Programasi linier adalah suatu
peralatan riset yang di gunakan untuk memecahkan masalah “optimasi” atau
masalah satu jawaban “paling baik” dari serangkaian alternative. Model
programasi linier termasuk model normative karena mencari penyelesaian optimum.
Teory antrian. Karena hamper semua
ekonomi dan bisnis beroperasi dengan sejumlah sumber daya yang relative
terbatas, maka sering di jumpai orang-orang, produk, komponen produk, atau kertas kerja sedang menunggu di
layani. Teory antrian atau sering di sebut model garis tunggu di kembangkan
untuk membantu para manager memutuskan berapa panjang suatu garis tunggu yang
paling dapat di terima.
Analisis network adalah peralatan
yang di kembangkan untuk membantu management dalam perencanaan, pengawasan, dan
proyek yang relative kompleks dan tidak rutin. Model ini yang terkenal adalah
PERT (Program Evalution and Review
technique) dan CPM (Critical Parth
Method). PERT banyak di gunakan untuk merencanakan dan mengawasi program
penelitian dan pengembangan, sedangkan CPM di gunakan dalam proyek kontruksi.
Teory permainan adalah suatu
pendekatan matematik untuk membuat model persaingan atau pertentangan antara
pihak yang berkepentingan. Teory ini di kembangkan untuk menganalisis proses
pembuatan keputusan pada berbagai macam situasi persaingan yang melibatkan
konfliks.
Model rantai Markov adalah suatu
teknik matematik yang berguna untuk pembuatan model berbagai macam system dan
proses bisnis. Model ini di gunakan untuk memperkirakan perubahan di waktu yang
akan datang dalam berbagai variabel dinamik berdasarkan perubahan di waktu yang
lalu dalam variabel tersebut.
Progamasi dinamik adalah sekumpulan
teknik informasi yang di gunakan untuk di gunakan untuk pembuatan keputusan
yang bertingkat-tingkat. Tujuan model ini adalah mengoptimumkan (memaksimalkan
atau meminimalkan) seluruh keputusan berurutan yang saling berhubungan
sepanjang periode waktu tertentu.
Simulasi adalah kegiatan
percobaan-percobaan dengan suatu model (bukan kehidupan nyata)dalam berbagai
cara teratur dan di rencanakan. Model ini mencoba meniru suatu bagian operasi
rasio organisasi guna mengamati perkembangannya dari waktu ke waktu untuk melakukan
percobaan dengan bagian tersebut melalui pengubahan variabel-variabel tertentu.
Karena adanya computer, model-model simulasi pada umumnya adalah model
matematik yang paling komprehensif.
1.3.3
Aplikasi Riset Operasional
Masalah-masalah
yang dapat menggunakan teknik-teknik operasinal adalah sebagai berikut :
Masalah
persediaan, masalah ini merupakan salah satu masalah yang paling baik dipecahkan
dengan teknik-teknik riset operasional karena menyangkut penyeimbangan
tujuan-tujuan yang saling bertentangan Pertentangan tersebut terjadi antara
biaya pemesanan dan biaya penyimpangan produk. Biaya pemesanan setiap satuan
produk cenderung turun bila kuantitas pemesanan naik. Penyelesaian optimal
dapat diperoleh melaluimpenggunaan teknik-teknik riset operasional yang
menyeinbangkan kedua biaya tersebut.setiap satuan produk
Masalah
alokasi. Pemecahan masalah alokasi dapat dicontohkan dengan mencari kombinasi
optimal antara karyawan dan mesin yang akan meminimumkan biaya.
Masalah
antrian. Masalah antrian menyamgkut perancangan bernagai fasilitas untuk
memenuhi permintaan akan pelayanan.Masalah antrianbiasanya dipusatkan dengan
teori antrian, tetapi masalah kompleks memerlukan teknik-teknik simulasi
Masalah
pengurutan. Masalah ini timbul apabila manajer harus memutuskan dalam urutan
bagaimana bagian-bagian suatu pekerjaan akan dilaksanakan. Penyelesaian masalah
ini biasanya dicari melalui simulasi yang memungkinkan pengujian efisiensi
berbagai urutan yang berbeda.
Masalah
routing. Masalah routing timbul bila manajer harus memutuskan kapan bagian
suatu pekerjaan dilaksanakan. Masalah ini dapat ditangani dngan progamasi
linear, model antrian, atau kombinasi keduanya.
Masalah
penggantian. Banyak peralatan mahal organisasi akan using atau tidak terpakai,
misalya mesin dan truk sehingga bila dipertahankan untuk periode waktu yang
terlalu lama menjadi tidak efisien dan meningkatkan biaya operasi, misalnya
biaya pemeliharaan.Masalah ini biasanya menggunakan programasi linear.
Masalah
persaingan. Masalah ini berkembang bila dua atau lebih organisasi berusaha
mencapai tujuan yang saling bertentangan seperti organisasi berusaha untuk
meningkatkan bagian pasarnya yang berarti kenaikan bagi organisasi yang satu
merupakan penurunan bagi organisasi yang lain. Teori permainan dapat digunakan
dalam penyelesaian masalah ini.
Masalah
pencarian. Kesalahan atau ketidaklengkapan informasi dapat mengakibatkan
keputusan yang salah dan selanjutnya memerlukan waktu dan biaya untuk
memperbaikinya. Sebaiknya pengumpulan informasi juga memerlukan biaya dan
waktu. Peralatan statistic dikombinasikan dengan menggunakan model
progmasi linear merupakan teknik yang banyak digunakan bagi masalah pencarian
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Tujuannya adalah untuk menjelaskan paham
pengambilan keputusan yang penting dan kemudian juga mengenai hubungan antara
teori tersebut untuk merancang sistem informasi.
2. masalah atau problem yang dimaksud dapat
dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif,
dan masalah kreatif.
3. Proses dasar pembuatan keputusan rasional
hampir sama dengan proses perencanaan strategis formal. Ini mencakup
identifikasi dan diagnosa masalah, pengumpulan dan analisa data yang relevan,
pengembangan alternatif, penilaian berbagai alternatif penyelesaian, pemilihan
alternatif terbaik, implementasi keputusan, dan evaluasi terhadap hasil
4. Kriteria untuk pengambilan keputusan yang
mengandung resiko adalah memaksimalkan nilai yang diharapkan.
5. Skala Pengukuran Pengambilan Keputusan skala
nominal, skala ordinal, skala interval, skala ratio, skala absolute
B. SARAN
Pembuatan
makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan sumber yang kami
peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum, oleh karena itu
kami harapkan agar pembaca bisa mecari sumber yang lain guna membandingkan
dengan pembahasan yang kami buat, guna mengoreksi bila terjadi kesalahan dalam
pembuatan makalah ini.
Posted by Nur Hidayah